"kenapa lu gak bisa ikut? coba kasih gu alasan, kenapa lu gak bisa ikut."
..hening..
"ya.. gu gak bisa maksa lu sih.. itu terserah lu.. kalo gu, gu pengen dateng.. gu pengen ketemu temen2.. gu mau denger ceritanya randy.. katanya dia dapet prestasi di kantor barunya."
hmpfh...
sebenarnya, bukan kalimat itu yang ingin aku dengar. Bukan susunan bahasa seperti itu yang ingin aku terima. Tapi seuntai kalimat yang lebih bermakna. Lebih berempati. Mungkin seperti ini: "lu kenapa? lu ada masalah apa? ayo coba cerita sama gu.." atau "lu usahain aja dulu bisa dateng.. nanti disana kita cerita2". Karena aku memang sedang merasa penuh. Sedang merasa sesak. Sedang merasa terperangkap dalam gudang masalah yang belum terlihat titik terangnya. Aku ingin bisa berbagi gundah. Kalau kalimat yang dilontarkan sudah tersusun seperti itu, aku bisa menjawab apa? Apakah aku harus bilang secara gamblang kalau hidupku sedang galau?
Aku sedang messy.. Belum sanggup rasanya having fun sebelum beban di dada ini tersalurkan. Kenapa bukan kalimat itu yang keluar? Kenapa harus kalimat ini? Kepada siapa lagi aku harus bercerita tentang lara.. ='(
nb: ini fiktif loh guuuyss.... :p
1 komentar:
Posting Komentar